Kehebatan DeepSeek, Efisiensi atau Imitasi? • Exelbiz

Aplikasi.ac.id –

Ketika DeepSeek, startup AI asal Tiongkok, meroket menjadi aplikasi gratis terpopuler di Apple App Store, banyak yang terkejut. Bukan hanya karena pencapaiannya yang luar biasa, tetapi juga karena dampaknya yang besar terhadap pasar teknologi global.

DeepSeek

Saham perusahaan-perusahaan besar seperti Nvidia bahkan mengalami kejatuhan drastis, sementara di sisi lain, pemerintah dan media Tiongkok merayakan keberhasilan ini sebagai bukti kemandirian teknologi negara tersebut.

Keunggulan DeepSeek

Deepseek yang dikembangkan Tiongkok telah berhasil membangun model AI yang disebut-sebut memiliki performa setara dengan teknologi OpenAI dan Google, tetapi dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Menurut laporan, DeepSeek menggunakan kombinasi chip Nvidia A100—yang telah dilarang ekspornya ke Tiongkok sejak 2022—dan chip yang lebih murah untuk mengembangkan model mereka. Dengan pendekatan ini, DeepSeek mengklaim hanya menghabiskan sekitar $6 juta untuk melatih modelnya, dibandingkan dengan lebih dari USD 100 juta yang dibutuhkan untuk GPT-4.

Keberhasilan ini memicu perdebatan baru tentang apakah dominasi AI global masih akan tetap berada di tangan perusahaan-perusahaan Amerika atau justru mulai beralih ke Tiongkok. Presiden AS, Donald Trump, bahkan menyebut DeepSeek sebagai “wake-up call” bagi perusahaan-perusahaan Amerika untuk meningkatkan daya saing mereka.

Baca Juga: Windows 11 Segera Hadirkan Integrasi ke iPhone • Exelbiz

Tuduhan OpenAI

Namun, di tengah euforia ini, muncul tuduhan bahwa DeepSeek sebenarnya mengandalkan teknik “distilasi” untuk menyerap keunggulan model AI Amerika, terutama OpenAI.

Pihak OpenAI punya dugaan kalau perusahaan-perusahaan berbasis di Tiongkok terus-menerus berusaha menyaring dan meniru model AI buatan Amerika Serikat. Praktik distilasi—di mana model AI yang lebih kecil dan efisien diperkuat dengan merujuk pada respons model yang lebih canggih—dianggap OpenAI sebagai upaya yang melanggar aturan mereka. Meskipun distilasi diperbolehkan untuk pengguna bisnis dalam platform OpenAI, pengguna dilarang melatih model mereka sendiri berdasarkan output dari sistem OpenAI.

DeepSeek sendiri mengakui menggunakan metode distilasi dalam pengembangan model AI mereka. Namun, apakah ini cukup untuk dianggap sebagai pencurian teknologi? Di satu sisi, beberapa analis menilai bahwa distilasi adalah praktik yang umum dalam pengembangan AI dan bukan hal yang baru.

Di sisi lain, OpenAI dan Microsoft telah mulai memblokir akun-akun yang dicurigai melakukan distilasi secara ilegal, yang mengindikasikan bahwa mereka melihatnya sebagai ancaman serius.

Ironi OpenAI: Menuntut Hak Cipta, tetapi Melanggar Hak yang Sama?

Namun, di tengah tudingan terhadap DeepSeek, OpenAI sendiri tidak luput dari kontroversi. Perusahaan ini menghadapi banyak gugatan hukum dari penulis, jurnalis, hingga komedian yang menuduh OpenAI telah menggunakan karya mereka tanpa izin untuk melatih model AI-nya. Bahkan, OpenAI sendiri mengakui bahwa sulit—bahkan hampir mustahil—untuk melatih model AI canggih tanpa menggunakan materi berhak cipta.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: jika OpenAI menuntut DeepSeek karena diduga “meniru” teknologi mereka, bagaimana dengan dugaan bahwa OpenAI juga telah mengambil data tanpa izin untuk melatih modelnya? Apakah ini kasus “siapa cepat, dia dapat” dalam perlombaan AI global, atau justru standar ganda dari pihak yang lebih dulu menguasai pasar?

Masa Depan AI: Siapa yang Akan Mendominasi?

DeepSeek mungkin telah membuktikan bahwa inovasi dalam AI tidak selalu membutuhkan anggaran besar atau chip paling canggih. Namun, apakah keberhasilannya didasarkan pada kreativitas dan orisinalitas, atau sekadar hasil dari meniru model yang sudah ada?

Di sisi lain, OpenAI dan perusahaan-perusahaan Amerika mungkin perlu berbenah dan mengakui bahwa dominasi mereka di dunia AI tidak lagi tak tergoyahkan.

Persaingan ini bukan sekadar tentang teknologi, tetapi juga politik dan ekonomi global. Dengan Tiongkok yang semakin agresif dalam membangun teknologi AI mereka, dan AS yang berusaha mempertahankan supremasi, dunia AI tampaknya akan semakin dipenuhi dengan persaingan ketat, tuduhan, dan mungkin, inovasi yang lebih cepat dari yang bisa kita bayangkan.

Sumber: 1|2


Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://www.jagatreview.com/2025/01/kehebatan-deepseek-efisiensi-atau-imitasi/

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *