Aplikasi.ac.id –
Kesadaran generasi muda Indonesia terhadap kesehatan meningkat pesat, dengan adopsi teknologi kesehatan menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup mereka. Survei terbaru menunjukkan bahwa 69% anak muda menggunakan layanan telehealth, dengan 6 dari 10 di antaranya memanfaatkan smartwatch untuk memantau kesehatan. Teknologi ini memberikan mereka akses lebih mudah untuk menjaga kesehatan secara mandiri dan preventif.
Transformasi ini mendorong diskusi inovasi, seperti acara Power Lunch bertema “Healthtech: Melampaui Batas Inovasi” oleh GDP Venture. Para pakar kesehatan, termasuk Setiaji (Kemenkes RI) dan Levana Sani (Nalagenetics), membahas telehealth dan genomik sebagai pilar utama layanan kesehatan modern. Teknologi genetika, misalnya, memungkinkan deteksi dini risiko penyakit seperti kanker dan kardiometabolik, sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan lebih awal.
Pemerintah turut mendukung melalui program seperti Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), yang bertujuan melayani hingga 200 juta warga dalam lima tahun mendatang. Upaya ini juga didukung regulasi seperti sandbox untuk menjamin keamanan dan kepercayaan pengguna layanan telehealth.
Namun, tantangan tetap ada. Alfonsius Timboel (Halodoc) menyoroti kendala literasi digital di daerah terpencil, yang memerlukan kolaborasi berbagai pihak untuk menjembatani kesenjangan ini. Selain itu, isu keamanan data menjadi perhatian penting, dengan inisiatif seperti standar ISO 27001 oleh Nalagenetics sebagai langkah perlindungan.
Dengan berbagai inisiatif dan inovasi yang ada, sektor kesehatan digital di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh. Melalui kolaborasi yang erat dan adopsi teknologi yang tepat, diharapkan Indonesia dapat mencapai layanan kesehatan yang lebih inklusif, efisien, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://www.jagatreview.com/2025/01/masa-depan-kesehatan-digital-didorong-perkembangan-telehealth-dan-genomik/