Aplikasi.ac.id –
Menjelang akhir bulan kemarin para fans RPG benar-benar dimanjakan dengan beberapa rilis game baru yang siap membuat mereka sibuk dalam jangka panjang. Salah satu dari game tersebut sudah pasti adalah The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered yang terutama sukses dikemas sebagai kejutan tidak terduga, apalagi karena perilisan di momen yang sama dengan pengumuman resminya dan bisa dinikmati langsung secara bebas lewat layanan Xbox Game Pass. Meski dicap sebagai “remaster”, gamenya terlihat mendapat perombakan masif terutama dari sisi visual yang menggunakan basis Unreal Engine 5.
Tapi dibalik presentasinya yang mengesankan dan seolah memberi ilusi akan sebuah game mainline baru, fakta kalau ini adalah remaster untuk game dari beberapa generasi sebelumnya tentu mengundang rasa penasaran mengenai apakah keseruan yang diberi masih terbilang awet atau tidak. Untuk menjawabnya, kami sudah menyempatkan waktu untuk bermain The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered yang impresinya bisa kamu cek langsung dalam review berikut.
Jalan Cerita dan Presentasi
Bagi kamu yang mungkin belum familiar dengan The Elder Scrolls, setiap seri merepresentasikan suatu era penting dalam sejarah Tamriel yang menjadi latar utama franchisenya. The Elder Scrolls IV: Oblivion adalah game yang menjadi penutup dari era ketiga mengikuti semua seri sebelumnya, sebelum kemudian diikuti Skyrim yang menjadi awalan dari era keempat dalam sejarah Tamriel. Dengan pemahaman ini, bisa dilihat kalau setiap seri memiliki alur cerita yang terus maju sehingga menempatkan Oblivion sebagai prekuel dari Skyrim, lebih spesifiknya bagaimana game ini mengambil latar 200 tahun di Cyrodiil, rumah utama dari ras Imperial.
Sama seperti seri lainnya, kamu mengambil peran sebagai protagonis tanpa latar belakang spesial yang bisa dikustomisasi dengan bebas termasuk menentukan ras utamanya. Kamu bahkan harus memulai cerita saat berada di penjara, tapi takdirmu berubah karena suatu kebetulan di saat Emperor Uriel Septim VII serta para pengawalnya harus melewati rute rahasia di penjara tersebut yang mengarah ke penjaramu. Tapi karena kebetulan inilah kamu bisa kabur dari nasib miris tersebut, di mana sang Emperor bahkan mendapat semacam ramalan mengenai bagaimana karaktermu akan memegang peran penting dalam menyelamatkan kerajaannya.
Setelah keluar dari penjara, petualangan besarmu di Cyrodiil akhirnya dimulai dan meski mengemban misi penting yang bisa merubah arah masa depan Tamriel, kamu tetap memiliki kebebasan penuh untuk melakukan apa saja. Justru keseruan dari The Elder Scrolls ada di sensasi petualangan yang tidak pernah lepas dari kejutan dan begitu banyak hal yang bisa kamu lakukan di dunianya. Baik itu dari sisi eksplorasi hingga misi sampingan yang ada benar-benar sangat rewarding, sehingga kami pasti akan selalu merekomendasikan pemain mana saja untuk tidak hanya berfokus pada misi utama saja, karena itu justru bisa membuat pengalaman bermain menjadi terasa hambar.
Karena ini adalah game yang relatif lebih tua, mungkin sebagian pemain akan merasa adanya sensasi berbeda saat melakukan eksplorasi, apalagi dari seberapa banyak point of interest yang bisa ditemui. Ini karena meski Oblivion memiliki luas map open-world yang relatif sedikit lebih besar dibanding Skyrim, dari segi desain pihak developer lumayan banyak menempatkan area terbuka dan kosong. Jadi bagi yang mengharapkan eksplorasi di mana setiap beberapa langkah seolah akan membawamu ke suatu point of interest menarik, game ini tidak memenuhinya dengan maksimal. Bukan suatu kekurangan yang serius bagi kami, karena open-world di Oblivion masih sangat seru untuk dijelajah dan dipenuhi dengan banyak sekali konten, hanya saja kembali lagi kalau perlu ada ekspektasi yang harus dijaga semisal ingin membandingkannya dengan Skyrim.
Setidaknya jika ada satu kelebihan dominan yang membuat Oblivion Remaster layak untuk diakui sebagai yang terbaik dibanding seri lain, maka itu sudah pasti ada di kualitas visualnya. Digarap oleh developer Virtuos yang menggunakan basis Unreal Engine 5, kami benar-benar dibuat takjub dengan presentasi gamenya yang mendapat perombakan total mulai dari model karakter, desain dunia, semua asset yang ada, tekstur, pencahayaan, dan lain sebagainya yang terlihat sudah mengikuti standar kualitas di era sekarang. Sebenarnya ada perbedaan besar dari vibe yang ada, di mana Remaster ini terlihat memiliki tone visual yang lebih kecoklatan dibanding seri originalnya dulu. Meski begitu, kami justru sangat suka dengan wujud baru ini karena memberi kesan fantasi medieval yang pas.
Ragam Perombakan Esensial
Selain visual, remaster ini ikut membawa segudang perombakan lain yang bahkan menurut kami tidak kalah pentingnya, apalagi berhubung Oblivion memang terkesan sudah usang di beberapa tempat. Dimulai dari yang paling kami apresiasi ada di combatnya, yang mana kamu bisa langsung merasakan eksekusi serangan lebih mulus serta bagaimana musuh bisa bereaksi secara natural dengan setiap serangan. Ini membuat combat di gamenya terasa lebih punya impact dan tidak lagi seperti mencoba menyerang musuh yang tidak bisa disentuh. Mobilitas karakter kini ikut dimaksimalkan, terutama dengan tambahan aksi sprint / berlari yang meski terkesan sepele, tapi ini justru benar-benar sangat mempengaruhi kenyamanan bermain terutama saat eksplorasi.
Tampilan UI ikut mendapat perombakan masif demi mempermudah navigasi, tapi di saat bersamaan kamu tetap bisa melihat sentuhan desain klasiknya yang tetap dipertahankan. Mengesampingkan desain, pihak developer ikut memastikan implementasi beberapa elemen UI baru yang sudah dirasa wajib ada, contohnya seperti health bar musuh hingga crosshair yang tentu sangat berpengaruh pada gameplay. Ada beragam aksesibilitas baru lainnya seperti opsi untuk memperbesar teks dialog, tapi secara keseluruhan tidak ada yang sampai terlalu kompleks. Sistem leveling kali ini ikut mendapat penyesuaian baru yang didesain agar mirip dengan Skyrim, tapi tidak sampai benar-benar 1:1 karena para pemain masih disuguhkan dengan scaling stat ala seri klasik Oblivion. Perbedaan utamanya adalah bagaimana pemain tidak lagi dibuat frustasi dengan pacing saat ingin menaikkan level yang dibuat lebih natural.
Mungkin satu tambahan baru lainnya yang cukup menarik adalah bagaimana kamu bisa mengatur sudut pandang kamera saat berinteraksi dengan karakter dalam dialog, di mana kamu bisa tetap mempertahankan style ala Oblivion yang selalu zoom-in ke wajah lawan bicara, atau mematikannya jika ingin merasakan style dialog yang lebih mirip Skyrim. Kami jujur masih suka dengan style dialog klasik Oblivion, karena remasternya kali ini memberi penyesuaian khusus pada pencahayaan sehingga kamu bisa mengapresiasi kualitas model karakter secara maksimal. Berbicara soal dialog, remasternya ikut menambah variasi berbeda untuk tiap ras, karena dulunya mereka masih menggunakan template dialog yang terus dipakai berulang-ulang dan tidak unik antar rasnya.
Wujud Sejati yang Masih Dipertahankan
Terlepas dari semua perombakan yang sudah kami bahas tadi, perlu ditekankan kalau ini inti dari gamenya masih mengakar kuat dari seri Oblivion klasik. Kita berbicara soal game yang rilis hampir 20 tahun lalu, sehingga pasti masih ada banyak elemen tua yang dipertahankan di remasternya yang mungkin dirasa kurang cocok dengan pendatang baru. Mungkin yang paling menonjol sudah pasti ada di combatnya, karena jika Skyrim pun dirasa sudah terlalu usang dan kaku oleh banyak gamer, maka Oblivion lewat versi remasternya pun menurut kami memiliki combat yang tidak sebanding. Pengecualian terbesar masih ada di sistem sihir yang memang lebih fleksibel dan superior di Oblivion, meski sensasi saat menggunakannya tidak terasa memuaskan atau masih kaku.
Ragam bug hingga exploit lama juga masih dipertahankan, yang di sisi lain justru membuat para fans lama bisa mengapresiasinya karena itu semua sudah menjadi ciri khas Oblivion, tapi kembali lagi kalau kita perlu mempertimbangkan sudut pandang para pendatang baru yang belum pernah memainkan seri originalnya. Kami sendiri terbilang bukanlah veteran sejati dari franchise The Elder Scrolls selain pernah menamatkan Skyrim serta expansionnya dan beberapa jam awal dari Oblivion klasik, tapi berkesempatan untuk memainkan remaster ini lumayan mengubah impresi kami yang seolah seperti memainkan seri mainline terbaru. Skala kontennya apalagi juga masih mengesankan, baik itu dari open-world luas hingga waktu bermain melimpah untuk dikejar para completionist, apalagi karena remasternya sudah ikut dibundle dengan expansion Shivering Isles.
Kesimpulan
Tidak lagi sebatas peninggalan lama yang mungkin membuat banyak generasi modern ragu untuk meliriknya, kehadiran The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered memberi kesempatan bagi lebih banyak gamer untuk bisa mencicipi salah satu RPG open-world paling ikonik sepanjang masa. Baik itu untuk fans lama maupun pendatang baru, kami rasa remaster ini berhasil memenuhi ekspektasi akan bagian apa saja yang perlu dirombak hingga seberapa besar tingkatan kualitasnya terutama dari sisi presentasi. Tidak bisa dibilang sempurna memang, terutama para fans lama yang mungkin lebih menyukai beberapa elemen lama seperti desain UI klasik hingga tone visualnya.
Sedangkan mereka yang memprioritaskan gameplay, remaster ini telah menyempurnakannya dengan baik sembari tetap mempertahankan bagian terbaik dari Oblivion, contohnya seperti sihir yang fleksibel dan kaya eksperimen. Jadi memang ada beberapa pertimbangan di sana-sini, meski intinya ini semua kembali lagi ke ekspektasimu saat memainkan gamenya, karena dibalik visual memukau dan ragam perombakan besar yang dibawa, pada intinya kamu masih akan memainkan game dari hampir dua dekade lalu.
Jika tertarik untuk memainkannya The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered kini sudah tersedia di PlayStation 5, Xbox Series, dan PC dalam versi standar di harga IDR 699 ribu dan Deluxe Edition di IDR 829 ribu. Kamu juga bisa memainkannya langsung selama berlangganan akses Xbox atau PC Game Pass.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
@gamerwk_id
The Review
The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered
PROS
- Upgrade visual memukau dengan Unreal Engine 5
- Combat hingga mobilitas yang lebih baik
- Beragam perombakan esensial untuk kenyamanan bermain, termasuk sistem leveling
- Masih mempertahankan banyak daya tarik khas dari seri originalnya
CONS
- Gamenya masih terasa usang dan kaku
- Performa yang masih kurang optimal, bahkan di PS5 (Performance Mode)
Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/review-the-elder-scrolls-iv-oblivion-remastered-serasa-main-seri-mainline-baru/