Wawancara Where Winds Meet dengan NetEase - Menyulam Dunia Wuxia dalam Game Open World

Aplikasi.ac.id –

Kami dapat kesempatan wawancara dengan NetEase Games di Gamescom 2025 untuk membicarakan Where Winds Meet, game open-world bertema wuxia yang belakangan ramai dibicarakan. Kalau biasanya dunia pendekar dan jurus sakti hanya bisa kita lihat lewat film klasik atau novel legendaris, kali ini pemain bisa merasakannya sendiri dengan menjelajah dunia luas yang penuh intrik dan aksi bela diri.

Orang yang kami wawancarai:

  • Chris Lyu, Lead Designer of Where Winds Meet
  • Soul, Lead Designer of Where Winds Meet Global Version
  • Eric Zheng, Head of Where Winds Meet Publishing
Eric Zheng, Head of Where Winds Meet Publishing

Tim pengembang menceritakan bagaimana sejak 2019 mereka merancang game ini dengan satu impian sederhana: menghadirkan pengalaman jadi pendekar sejati. Terinspirasi dari film kungfu legendaris, novel wuxia klasik, hingga bekerja sama dengan koreografer laga papan atas, mereka ingin membangun dunia yang imersif, di mana pemain bisa memilih jalannya sendiri, mempelajari jurus, dan menjalani kisah epik khas wuxia.

Terinspirasi dari Layar Lebar dan Lembaran Novel

Ketika membicarakan Where Winds Meet, dev team langsung menegaskan kalau perjalanan mereka dimulai sejak akhir 2019. Saat itu, segelintir pecinta fantasi dan wuxia duduk bersama dengan satu impian: menciptakan sebuah game open-world bertema wuxia yang benar-benar terasa hidup. Inspirasi mereka datang dari media yang sudah melekat di budaya populer Tiongkok — film, drama, hingga novel klasik. Nama-nama besar seperti House of Flying Daggers, Crouching Tiger, Hidden Dragon, karya-karya Jin Yong dan Gu Long, semuanya jadi fondasi ide.

Menariknya, mereka tidak sekadar mengutip gaya bertarung atau estetika, tetapi juga momen-momen ikonik yang sering muncul di layar lebar. “Ada adegan klasik ketika seorang pendekar berlari kencang menembus hutan bambu di tengah hujan deras, atau dikejar musuh saat menunggang kuda.

Itulah salah satu inspirasi kami ketika mendesain tutorial game,” ungkap dev team. Tidak berhenti di situ, mereka juga bekerja sama dengan koreografer laga ternama seperti Donnie Yen dan aktris bela diri Kara Wai, demi memastikan setiap gerakan jurus terasa ekspresif.

Pilihan Senjata, Gaya Bertarung, dan Estetika Visual

Where Winds Meet dikenal dengan beragam pilihan gaya bertarung. Setiap senjata bisa membentuk gaya permainan yang berbeda, dan tim kreator pun punya preferensi masing-masing. Salah satunya mengaku dulu senang mengandalkan kombinasi Nameless Sword dan Nameless Spear, tapi belakangan lebih sering memakai Tang Blade yang baru diperkenalkan. “Build favorit memang bisa berkembang seiring progresi senjata. Ada senjata yang akhirnya terasa lebih cocok dengan gaya bermain kita,” jelas mereka.

Dari sisi visual, tim sepakat kalau estetika wuxia memang tidak bisa dilepaskan dari film legendaris. Meski setiap anggota punya selera sendiri, Crouching Tiger, Hidden Dragon disebut sebagai pengaruh yang paling besar terhadap gaya artistik game. Namun tidak berhenti di satu referensi, mereka juga menyebut Hero, Sword of Destiny, hingga film klasik karya King Hu sebagai sumber inspirasi dalam membangun atmosfer yang sinematis.

Kebebasan Pemain dan Cerita yang Organis

Salah satu tantangan utama game open-world adalah menjaga keseimbangan antara narasi mendalam dengan kebebasan pemain. Namun bagi dev team, hal ini bukanlah masalah. Mereka menekankan bahwa inti dari Where Winds Meet bukan pada satu twist besar dalam cerita, melainkan imersi dunia wuxia yang bisa dirasakan langsung.

Alih-alih dipandu quest linear yang kaku, pemain akan menemukan banyak peristiwa organik yang muncul saat menjelajah. Entah itu bertemu karakter misterius, terlibat konflik antar faksi, atau menemukan rahasia tersembunyi. “Kami ingin pemain merasa seperti benar-benar menjadi pendekar, menemukan petualangan besar tanpa terasa seperti sedang mengikuti rantai quest,” kata mereka. Dunia hidup inilah yang membuat Where Winds Meet berbeda dari game open-world lain.

Respon Positif di China dan Perjalanan Menuju Global

Game ini pertama kali rilis di China sekitar tujuh hingga delapan bulan lalu, dan tanggapannya sangat positif. Hingga akhir Juli, tercatat lebih dari 40 juta pengguna telah mencoba game ini. Fan art bertebaran di media sosial, dan Where Winds Meet bahkan sempat menembus tiga besar di chart populer Douyin, bersaing dengan game kompetitif besar seperti Peacekeeper Elite.

Namun, pujian bukan satu-satunya yang mereka terima. Komunitas juga memberikan banyak masukan, yang kemudian digunakan tim untuk melakukan optimisasi berkelanjutan. Feedback dari pemain di China menjadi bekal penting menjelang rilis global. Mereka juga sudah mengadakan beberapa tes di berbagai wilayah dunia, mengumpulkan masukan agar versi internasional nanti terasa lebih matang.

Teknologi di Balik Dunia Wuxia

Salah satu hal yang membuat Where Winds Meet menonjol adalah keberhasilannya hadir di PC sekaligus mobile, tanpa mengorbankan kualitas. Rahasianya ada pada Messiah Engine, mesin grafis proprietary buatan NetEase. Engine ini dirancang untuk mengatur konsumsi sumber daya secara dinamis, terutama saat mensimulasikan gerakan dan aksi. Hasilnya, game tetap bisa berjalan mulus di perangkat mobile tanpa kehilangan atmosfer epik yang ditawarkan versi PC.

Saat ditanya soal rencana hadir di konsol lain, dev team mengaku fokus mereka saat ini masih pada optimalisasi di PlayStation 5. Namun mereka tidak menutup kemungkinan untuk meluncur ke platform lain di masa depan, termasuk konsol generasi baru.

Where Winds Meet netease

Memilih Era yang Jarang Disorot

Kekuatan Where Winds Meet tidak hanya pada gameplay dan teknologinya, tapi juga pilihan setting yang unik. Alih-alih menggunakan periode Tang atau Song yang populer, mereka memilih era transisi Five Dynasties and Ten Kingdoms.

Bagi tim kreator, periode ini penuh ketidakpastian, perang, dan cerita yang hilang dari catatan sejarah. Hal tersebut membuka peluang besar untuk drama, konflik, dan narasi epik tentang pengorbanan para pahlawan. “Kalau kita pilih periode yang jarang dikenal, ada faktor eksotik bagi pemain dari mana pun mereka berasal. Tapi di sisi lain, ini juga pedang bermata dua. Kalau digarap dengan baik, bisa jadi identitas unik game ini,” jelas tim.

Where Winds Meet netease

Menyambut Pemain ke Dunia Hidup Wuxia

Pada akhirnya, dev team ingin para pemain merasakan dunia wuxia yang benar-benar imersif. Mereka tidak sekadar menyuguhkan aksi bela diri, tetapi juga filosofi di baliknya — keberanian untuk membela yang benar, melindungi orang yang dicintai, dan menjalani kisah ala pendekar sejati.

“Selamat datang di dunia wuxia yang hidup. Di sini, kamu bisa menjadi pahlawan, mempelajari jurus impian, dan menjalani petualangan yang penuh makna,” tutup tim.

Where Winds Meet netease


Where Winds Meet akan dirilis pada 14 November 2025 untuk PlayStation 5 dan juga PC melalui Steam dan Epic Games Store. Kamu bisa kunjungi situs resimya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.


Hi guys, kami akhirnya sudah punya akun Twitter dan YouTube resmi! Langsung saja follow:

 

 




Jangan lupa untuk cek channel TikTok kami!

@gamerwk_id

Artikel ini Rangkuman Dari Berita : https://gamerwk.com/wawancara-where-winds-meet-dengan-netease-menyulam-dunia-wuxia-dalam-game-open-world/

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *